Sammy Basso Penyintas Penyakit Langka Progeria Meninggal Dunia
Penulis dan aktivis kesehatan Sammy Basso meninggal dunia pada hari Minggu, 10 Juni 2024. Di usia 28 tahun, Sammy Basso, orang tertua yang bertahan dari progeria di dunia, meninggal dunia.
Sejak kecil, Sammy Basso menderita penyakit progeria yang langka, yang membuatnya berbeda dari orang lain karena banyak masalah kesehatan dan perubahan penampilan fisik.
Menurut Stat News, penyebab kematian Sammy Basso diduga akibat komplikasi kardiovaskular yang terkait dengan penyakit sebelumnya. Bagi penderita progeria, masalah jantung dan stroke adalah penyebab kematian terbanyak.
Karena Sammy telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, publik berduka atas kematiannya. Sammy sendiri dikenal sebagai orang yang cerdas, percaya diri, dan senang bergaul.
Sammy juga suka membuat candaan tentang bagaimana dia terlihat. Ia bahkan pernah pergi ke Area 51 di Nevada, AS, berpura-pura menjadi makhluk asing.
Sammy juga sering membagikan permen kepada anak-anak dan tidak mengenakan kostum Halloween. Ia menikmati reaksi anak-anak yang penasaran dengan penampilannya selama kegiatan tersebut.
Profil Sammy Basso
Sammy Basso lahir di Schio, wilayah Veneto, Italia, pada 1 Desember 1995. Sebagaimana dikutip oleh Progeria Research, penyakit progeria yang diderita Sammy telah ditemukan sejak dia berusia dua tahun.
Sammy Basso tidak terpengaruh oleh penyakit penuaan dini yang tidak biasa ini; sejak usia sepuluh tahun, dia dipilih sebagai pembicara di acara “Persatuan Italia Sammy Basso untuk Progeria”.
Ia lulus dari Universitas Padua pada 2018 dan mendapatkan gelar Ilmu Pengetahuan Alam. Tesis kelulusannya menggunakan teknik penyuntingan genetik terhadap tikus HGPS.
Penganugerahan “Knight of the Order of Merit of the Italian Republic” menjadi penghargaan terhadap ketekunan Sammy Basso. Dia melakukan penelitian tentang disabilitas dan memiliki kemitraan (hubungan) dengan pemerintah Italia, yang membuatnya mendapatkan status itu.
Sammy bergabung dengan gugus tugas Veneto di tingkat regional dan nasional untuk mengungkap informasi COVID-19 pada 2020. Dia baru saja menerima gelar kedua “Biologi Molekuler” pada 2021.
Ia menyelidiki metode pengobatan progeria dengan menggunakan tesis yang berfokus pada gabungan Lamin A dan Interleukin-6. Secara khusus, tesis itu membahas penggunaan “progerin”, protein beracun, untuk mengatasi penuaan dini yang tidak biasa.
Sammy Basso juga dicatat sebagai orang pertama yang menjalankan uji klinis PRF, yang mengharuskan dia mengonsumsi obat yang disebut “lonafarnib”, yang digunakan untuk mengobati progeria.
Apa Itu Penyakit Progeria yang Diderita Sammy Basso
Cleveland Clinic mengatakan progeria adalah penyakit genetik langka yang menyebabkan anak-anak menjadi tua sebelum waktunya. Bayi dengan penyakit ini mungkin lahir secara normal, tetapi gejalanya baru muncul ketika mereka berusia satu atau dua tahun.
Perlambatan pertumbuhan pasien adalah ciri pertama progeria. Orang yang mengalami hal ini tampaknya memiliki kecerdasan yang sangat baik; namun, fisiknya tampak sangat berbeda.
Secara fisik, dia dapat menunjukkan kebotakan, kulit yang menua dan keriput, mata yang terlihat menonjol, wajah yang kecil dan tidak proporsional, dan kehilangan lemak di bagian bawah kulit. Komplikasi aterosklerosis jantung menyebabkan sejumlah kematian.
Namun, progeria menyebabkan penyakit tersebut terjadi pada usia muda. Penyakit ini disebabkan oleh plak yang terus menumpuk di dinding arteri penderita. Plak ini mengurangi elastisitas pergerakan organ.
Kasus serangan jantung dan stroke seringkali berujung fatal. Menurut Mayo Clinic, harapan hidup rata-rata anak dengan progeria hanya 15 tahun.
Angka harapan hidup itu mungkin bertambah tergantung pada kondisi individu masing-masing. Pendapat tersebut mungkin menunjukkan bahwa Sammy Basso adalah orang tertua yang bertahan hidup dari progeria yang telah meninggal dunia pada usia 28 tahun.
Post Comment